Bom Waktu Hipertensi
Bom Waktu Hipertensi
Pada hari Selasa, 06 Mei 2021 pukul 14.00 WIB, telah terlaksana webinar kesehatan yang membahas mengenai Hipertensi. Dibawakan langsung oleh dr. Gamliel Wibowo Soetanto, Sp.S, FINA (Neurologist & Consultant).
Hipertensi bagaikan bom waktu, yang jika dibiarkan lama kelamaan akan dapat meledak, disaat sudah menyerang organ tubuh lain dan menyebabkan komplikasi penyakit lain seperti penyakit jantung, stroke, dan gangguan ginjal.
Pada umumnya, gejala hipertensi juga tidak dapat disadari oleh penderitanya hingga sudah terjadi keparahan atau komplikasi.
Oleh karena itu, Unihealth mengajak Bapak2 dan Ibu2 agar dapat lebih menyadari dan peduli terhadap penyakit ini, sekaligus mendapatkan solusi untuk pencegahan dan pengendalian tekanan darah dengan mengikuti Kuliah Umum yang telah diselenggarakan pada Selasa 04 Mei 2021. Materi langsung dibawakan oleh dokter ahlinya yaitu dr Gamaliel Winowo Soetanto, Sp. S. FINA.
Hipertensi
Hipertensi adalah kumpulan dari gangguan keseimbangan hemodinaik sistem kardiovaskular yang disebabkan berbagai faktor, istilah medis dari penyakit tekanan darah tinggi kondisi ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kesehatan yang membahayakan nyawa sekaligus meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, bahkan kematian. Hipertensi dipengaruhi oleh interaksi dari curah jantung dan tahanan pembuluh darah.
Tekanan darah bisa diartikan sebagai kekuatan yang diberikan oleh sirkulasi darah terhadap dinding arteri tubuh, yaitu pembuluh darah utama yang berada dalam tubuh. Besarnya tekanan ini bergantung pada resistensi pembuluh darah dan seberapa keras jantung bekerja. Semakin banyak darah yang dipompa oleh jantung dan semakin sempit pembuluh darah arteri, maka tekanan darah akan semakin tinggi.
Hipertensi dapat diketahui dengan rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah. Setidaknya, orang dewasa dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah, termasuk tekanan darah setiap lima tahun sekali.
Penulisan hasil tekanan darah berupa dua angka. Angka pertama atau sistolik mewakili tekanan dalam pembuluh darah ketika jantung berkontraksi atau berdetak. Sementara itu, angka kedua atau diastolik mewakili tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung beristirahat di antara detaknya.
Seseorang bisa dikatakan mengalami hipertensi bila pembacaan tekanan darah sistolik pada pengukuran selama dua hari berturut-turut menunjukkan hasil yang lebih besar dari 140 mmHg, dan/atau pembacaan tekanan darah diastolik menunjukkan hasil yang lebih besar dari 90 mmHg.
Kapan Dikatakan Hipertensi?
Tekanan Darah > 140/90 mmHg
Seseorang dikatakan hipertensi saat tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik diatas 140 mmGg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Berapa Orang di Indonesia yang Hipertensi?
Fakta di Indonesia
Menurut RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar Repblik Indonesia)
- Terdapat sekitar 26,5% penderita Hipertesi di Indonesia.
- 1/3 Menyadari kondisinya, sedangkan 2/3 tidak sadar sedang terkena Hipertensi.
- Hanya 0,7% yang mencari pertolongan dan pengobatan.
Faktor Risiko Hipertensi
Berikut ini adalah kebiasaan yang menyebabkan Hipertensi sehingga harus dihindari/dijaga:
1. Merokok
2. Kurang Olahraga
Orang yang tidak berolahraga semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dibandingkan orang yang melakukan olahraga ideal. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa melakukan olahraga berhubungan erat dengan penurunan tekanan darah.
Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga merupakan salah satu faktor utama terjadinya tekanan darah tinggi, terutama bila gaya hidup pasif itu dimulai sejak usia muda. Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai the silent disease karena tidak memiliki gejala tertentu.
Hipertensi merupakan penyebab utama terjadinya stroke, serangan jantung, gagal ginjal, dan mati muda. Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Hypertension diketahui sepertiga dari kasus hipertensi bisa dicegah dengan meningkatkan aktivitas fisik. Penelitian itu dilakukan terhadap 4.618 pria dan wanita berusia 18-30 tahun yang menjalani riset jangka panjang mengenai penyakit kardiovaskular.
3. Obesitas
Obesitas menjadi faktor risiko berbagai penyakit, antara lain hipertensi. Orang dengan obesitas berisiko 2,21 kali mengalami hipertensi. Hipertensi merupakan faktor risiko timbulnya penyakit jantung dan pembuluh darah.
Obesitas, lanjutnya, terjadi karena asupan energi dari makanan lebih besar daripada energi yang digunakan untuk beraktivitas fisik. Di Indonesia, era globalisasi turut berkontribusi pada peningkatan kasus obesitas, seperti aktivitas fisik yang makin berkurang, keengganan memasak makanan sendiri, dan memilih konsumsi makanan cepat saji yang tinggi gula, garam, lemak, serta rendah serat.
4. Banyak Konsumsi Garam
Asupan garam yang tidak terkendali membuat sel-sel otot polos dan sel-sel otot jantung membesar. Selain itu, fungsi endotel akan kacau. Pembuluh darah pun mengalami ketegangan karena peningkatan kolagen dan serat-serat elastin di pembuluh darah.
Eksresi albumin turut bertambah. Makan garam membuat garam dalam tubuh meningkat, lalu terjadi proses osmolalitas. Akibatnya, seseorang menjadi haus dan volume cairan ekstrasel meningkat yang berdampak ke tekanan darah meningkat.
RAS merupakan sistem renin-angiostenin, sebuah sistem yang mengelola tekanan darah dan cairan keseimbangan dalam tubuh. Ann menekankan, garam yang dimaksud bukan hanya sodium melainkan semua yang mengandung natrium (Na), termasuk vetsin, soda kue, dan pengawet. Takaran garam per hari bagi individu normal yang disarankan Ann adalah 5 gram. Kalau dikira-kira, sekitar kurang dari satu sendok teh.
5. Pola Makan Tidak Sehat
Jangan lupakan kandungan nutrisi yang harus Anda makan. Untuk mendapatkan diet optimal yang menunjang kesehatan Anda, pilihlah makanan yang kaya protein, dengan kandungan lemak yang rendah. Contoh makanan kaya protein yang dapat Anda konsumsi adalah dada ayam, susu rendah lemak, dan putih telur. Sedangkan untuk sumber karbohidrat yang lebih baik untuk kesehatan, Anda dapat menggunakan gandum dan nasi merah.
Jangan lewatkan makan sayur untuk menunjang kesehatan pencernaan Anda. Sayur adalah salah satu komponen makanan sehat yang perlu dimasukkan ke dalam komponen diet Anda. Salah satu prinsip dasar yang dapat Anda gunakan adalah konsumsilah sayur dengan berbagai warna yang berbeda. Makanan kaya sayuran tidak hanya baik untuk kesehatan jantung Anda, tetapi juga untuk kesehatan saluran cerna.
Ini dikarenakan serat dalam sayuran dapat mencegah konstipasi serta menurunkan risiko terjadinya kanker usus. Tahukah Anda bahwa makanan Anda dapat menjadi lebih sehat dengan mengurangi kadar minyak di dalamnya? Jika Anda penderita tekanan darah tinggi, maka perhatikanlah kandungan minyak dalam makanan Anda. Kandungan minyak dalam makanan yang berlebih dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol darah.
Kadar kolesterol darah yang tinggi dan tekanan darah tinggi merupakan dua faktor yang berperan dalam terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah. Hindarilah makanan yang digoreng seperti ayam goreng, kentang goreng dan makanan fast food. Ganti dengan metode memasak yang lebih sehat seperti memanggang dan merebus.
6. Minum Alkohol
Salah satu efek samping minum alkohol adalah meningkatkan tekanan darah, bahkan pada orang sehat sekalipun. Kalaupun minum alkohol, batasi dalam jumlah sedang. Untuk orang dewasa yang sehat, batasi sekitar satu gelas sehari untuk wanita, dan dua gelas untuk pria.
Kesehatan jantung dan tekanan darah dalam tubuh akan selalu terkait dengan usia dan faktor risiko lain, salah satunya adalah mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah yang banyak. Meskipun dinilai mampu menyehatkan organ jantung, jangan harap kesehatanmu akan baik-baik saja jika mengonsumsi alkohol melewati batasan wajar.
Jika dikonsumsi dalam porsi yang kecil, alkohol dapat bekerja dengan melebarkan pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah untuk sementara.
Lain halnya jika alkohol dikonsumsi secara berlebihan dan dalam waktu yang lama. Alkohol memicu hipertensi pada seseorang atau memperparah gejala yang sudah ada. Pasalnya, alkohol dapat mempersempit pembuluh darah, yang dapat berujung pada kerusakan pembuluh darah dan organ dalam tubuh.
Penatalaksanaan Hipertensi di Indonesia
Kesadaran dan Kepedulian terhadap Hipertensi masih rendah. Polifarmasi, Banyak obat yang dikonsumsi akibat komplikasi dengan penyakit lain kepatuhan mengonsumsi obat turun.
Pengobatan yang rutin dan patuh dapat menurunkan risiko komplikasi penyakit akibat Hipertensi.
Unihealth hadir memberikan solusi bagi Anda untuk mengontrol dan mengatasi penyakit Hipertensi, yaitu... Sistocare dan AstaGold.
Sistocare
Sistocare, merupakan produk nutrasetika unggulan dari Unihealth dengan kombinasi dari kandungan seledri 300 mg, daun salam 150 mg, dan mengkudu 100 mg. Kombinasi ini bekerja bersinergi untuk menurunkan tekanan darah dengan cara:
- Meningkatkan relaksasi atau elastisitas pembuluh darah sehingga dapat melancarkan peredaran darah,
- Mencegah dan mengatasi penyempitan pembuluh darah sehingga aliran darah dapat menjadi lancar,
- Membantu pengeluaran cairan berlebih yang tidak dibutuhkan oleh tubuh yg merupakan salah satu faktor naiknya tekanan darah.
Dengan Banyaknya Kelebihan Sitocare:
- Bahan alami sehingga Aman untuk jangka panjang
- Ekstrak herbal terstandar
- Diproduksi Standar Farmasi : CPOTB
- Memiliki sertifikat halal MUI
Menjadikan Sistocare menjadi pilihan yang tepat sebagai suplemen untuk pencegahan DA PENURUNAN HIPERTENSI
Asta-Gold
Asta-Gold mengandung Astaxanthin dan Applephenon yang berperan meningkatkan kualitas kesehatan, mengurangi kelelahan otot dan fisik serta, mengembalikan daya tahan tubuh Anda seperti semula. Cocok untuk atlet atau untuk Anda yang aktif berolahraga2 dan rentan mengalami stres. Ini sangat penting, astaxanthin tidak pernah menjadi pro-oksidan dalam tubuh sehingga aman di gunakan dalam jangka panjang.
Manfaat Astaxanthin & Applephenon
Kesehatan Jantung & Pembuluh Darah dengan Cara:
- Meningkatkan lipid darah dan mengurangi oksidasi lipid.
- Menurunkan peradangan di dinding arteri dan Penyumbatan pembuluh darah (Aterosklerosis) dalam waktu 6 minggu penggunaan 12 mg/hari.
- Mengurangi tekanan darah dan meningkatkan aliran darah setelah pemakaian 10 hari 6 mg/hari.
Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh dan Mencegah Infeksi
- Meningkatkan respon imun dalam melawan Virus dan Bakteri.
- Meningkatkan aktivitas dari sel darah putih (fagosit) dan anti inflamasi efek.
Saran Penyajiannya
1. Prehipertensi (120-139/80-89 mmHg)
Sistocare : Sehari 3x 1kapsul
Astagold : Sehari 1 x 1 kapsul
2. Hipertensi (140/90 mmHg)
Sistocare : Sehari 3 x 2 kapsul
Astagold : Sehari 1 x 1 kapsul
Hipertensi Berat (>160/100 mmHg)
Segera Konsultasikan ke dokter dan dapatkan perawatan medis
Segera lakukan deteksi dini dengan rutin lakukan cek tekanan darah dan mulailah tindakan pencegahan jika anda termasuk ke dalam kelompok beresiko tinggi untuk terkena Hipertensi.