Masa Pandemi di Indonesia Belum Juga Usai
Pada webinar yang diselenggarakan pada Jumat, 04 Juni 2021, Unihealth langsung bersama dr. Agustinus Purba, M.Ked (ORL-HNs), SPTHT-KL yang membahas lebih detail mengenai Pertahana Tubuh Menghadapi Babak Baru Covid-19.
Pandemic COVID-19 belum juga usai di Indonesia, dimana saat ini Indonesia disebut-sebut tengah mengalami gelombang kedua dengan masuknya beberapa varian virus baru dari Inggris, India, dan Afrika Selatan. Dalam menyikapi hal ini, pemerintah Indonesia juga sudah mulai melaksanakan program vaksinasi COVID-19, dengan target vaksinasi adalah SDM kesehatan, petugas publik dan lansia. Namun demikian, perlu diingat bahwa vaksin dapat mengurangi RISIKO terkena COVID-19, komplikasi serta kematian akibat COVID-19, tetapi kemungkinan untuk terkena COVID-19 tetap ada.
Lalu varian virus baru apa yang sudah masuk ke Indonesia?apa yang harus dilakukan dalam menyikapi gelombang kedua COVID-19 di Indonesia selian mengikuti prokes dan program vaksinasi?
Temukan jawabannya di Kuliah Umum UNIHEALTH yang mengangkat tema Waspada Babak Baru COVID-19, Siapkan Pertahanan Tubuhmu! Bersama narasumber yang expert di bidangnya, dr. Agustinus Purba HW Purba M.Ked (ORL-HNS), Sp, THT-KL.
Masa Pandemi di Indonesia Belum Juga Usai
Berdasarkan data statistik menunjukkan total kasus covid-19 di Indonesia mencapai 1.826.527 dengan total pasien meninggal sebanyak 50.723. Program vaksinasi yang diselenggarakan pemerintah Indonesia baru mencapai 4% dari total populasi di Indonesia.
Pada tanggal 2 Maret 2021 dilaporkan bahwa varian baru virus covid B117 asal Inggris sudah terdeteksi di Indonesia. Varian virus ini juga diketahui 2x lebih cepat dan kuat penyebarannya dan 50%-70% lebih menular, namun belum terbukti menimbulkan kasus kematian. Varian lain yang juga terdeteksi sudah masuk ke Indonesia adalah varian BB1351 dari Afrika Selatan dan B1617 dari India.
Program Vaksinsinasi COVID-19 Telah Berjalan, Keluarga Tetap Harus Disiplin Melaksanakan Protokol Kesehatan Guna Mencegah Penularan Virus Corona
Asaptasi Kebiasaan Baru atau AKB memang memperbolehkan setiap orang melakukan aktivitas seperti biasa. Sayangnya, masih banyak orang yang abai dan tidak melakukan protokol kesehatan, padahal pandemi COVID-19 belum usai. Alhasil, beberapa rumah sakit masih dipenuhi oleh pasien infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan ini.
Protokol Kesehatan di Dalam Rumah Usai Beraktivitas
Menjaga kebersihan tidak hanya berlaku di luar rumah. Sesampainya di rumah setelah berpergian, Bunda perlu membuat peraturan untuk segera mandi yang berlaku untuk semua anggota keluarga, tanpa terkecuali.
Bila perlu, sediakan keranjang pakaian khusus baju dan masker yang dipakai bepergian, agar kuman tidak menempel di pakaian kotor lainnya. Jika memungkinkan, langsung cuci masker dan pakaian yang habis dipakai bepergian.
Ketika mandi, jangan lupa untuk keramas dan menyabuni setiap bagian tubuh, ya. Untuk melindungi keluarga dari segala macam bakteri yang ada di luar rumah, pilihlah sabun yang mengandung bahan antibakteri, seperti IPMP dan sanisol. Kedua kandungan sabun mandi antibakteri ini efektif mengusir kuman dan membuat kulit tetap sehat dan bersih dari kuman.
Selain itu, bersihkan juga barang-barang yang dibawa keluar rumah, misalnya tas, dompet, atau handphone. Bunda juga perlu mengingatkan anggota keluarga agar hal ini tidak mereka lewatkan.
Penularan virus Corona bisa terjadi pada siapa saja dan di mana saja. Oleh karena itu, selalu terapkan protokol kesehatan sebagai langkah pencegahan untuk melindungi diri dan keluarga.
Setelah mendapatkan vaksin COVID-19, mungkin ada yang merasa bahwa dirinya aman sepenuhnya terhadap penyakit tersebut, padahal hal ini tidak benar. Hal ini dinamakan efek Peitzman. Walau telah mendapatkan vaksin COVID-19, Anda tetap perlu menjalani protokol kesehatan agar terhindar dari penularan virus Corona.
Tingkat Keparahan Covid-19
Yang terjadi pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut:
- Daya tahan tubuh pasien
- Kekuatan dan jumlah virus yang menginfeksi
Siapa Saja yang Berisiko Tinggi Terinfeksi COVID-19?
Orang yang memiliki masalah kesehatan (hipertensi, diabetes, penyakit jantung, gagal ginjal)
- Lansia (usia > 60 tahun dan > 70 tahun)
- Imunitas atau daya tahan tubuh lemah
- Seseorang dengan obesitas
Beberapa Gejala yang Selalu Terjadi Pada Flu dan covid-19:
- Nyeri otot dan nyeri badan
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual dan diare
- Batuk
Gejala yang Terjadi Pada Penderita covid-19, Namun Tidak Selalu Terjadi Pada Penderita Flu:
- Demam
- Sakit tenggorokan
- Hidung meler
Gejala yang Terjadi Pada Penderita covid-19 Tapi Tidak Terjadi Pada Penderita Flu:
- Sesak nafas
- Kehilangan penciuman dan rasa
Bagaimana Cara Kerja Vaksin COVID-19?
Sebagai produk biologis; Vaksin diberikan untuk melindungi tubuh dari penyakit akibat virus. Meningkatkan kekebalan tubuh dengan mengaktifkan respons tubuh terhadap penyakit tertentu. Sebagai pengingat tubuh; rentang antara 5-7 bulan pasca vaksin, tubuh masih memiliki sistem pertahanan terhadap covid-19.
Apa yang Harus Dilakukan Agar Tidak Terinfeksi covid-19?
- Membatasi mobilitas
- Mengurangi waktu berbelanja di luar rumah
- Bekerja di ruangan terbuka, karena pada sirkulasi udara terbuka maka kadar virus menurun
- Memakai masker dan rajin mencuci tangan serta membawa hand sanitizer
- Vaksin corona
Pola hidup sehat:
- Olahraga agar sel-sel sehat dan oksigen berkualitas yang dihirup
- Makan makanan bergizi
- Konsumsi suplemen untuk bantu jaga daya tahan tubuh
Beberapa Bahan Alam yang Berpotensi Dapat Membantu Melawan Virus:
- Echinacea purpurea
- Legundi
- Jahe
- Temulawak
- Kulit jeruk
- Black elderberry
- Licorice
Echina Sniff merupakan produk Imunoterapi yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan pemicu alergi dan flu.
Kandungan Echnina sniff:
- Bunga Echinacea purpurea yang mengandung beberapa senyawa kimia yang memiliki sifat immunostimulatory dan anti inflammatory.
- Daun legundi; mengandung senyawa flavonoid dan minyak atsiri yang bekerja sebagai antibakteri.
- Akar jahe yang memiliki kemampuan anti inflamasi dan antioksidan
- Kulit jeruk; mengandung hesperidin yang memiliki aktivitas antioksidan dan antivirus
- Temulawak mengandung kurkuminoid yang berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, antibakteri, antivirus, dan immunebooster.
Imuno Batuk+ adalah obat batuk alami dengan sistem imunomodulator yang bekerja dalam meredakan batuk dan anti alergi.
Kandungan Imuno Batuk+:
- Echinacea purpurea mengandung beberapa senyawa kimia yang memiliki sifat immunostimulatory dan anti inflammatory
- Black elderberry ekstrak; bersifat antivirus dan antibakteri
- Ekstrak licorice yang mengandung asam glisrizinat yang bekerja sebagai antitusif untuk menekan reaksi batuk
- Ekstrak legundi; mengandung senyawa flavonoid dan minyak atsiri yang bekerja sebagai antibakteri
- Ekstrak jahe yang memiliki kemampuan anti inflamasi dan antioksidan